Tulisan Pertama

Senda Gurau Yang Menyedihkan    

    Manusia sangat dekat dengan kesedihan. Banyak hal yang membuat manusia rentan terhadap rasa sedih. Saya sendiri juga merupakan manusia yang sama dengan manusia lainnya yang bersedih berjuang dan menetap di dunia ini. Dunia adalah tempat bersenda gurau, tempat persinggahan sementara sebelum akhirnya amal perbuatan kita ditimbang. Hasil timbangan itu akan menjadi penentu nasib di akhirat kelak, penentu tempat yang akan kita tinggali dengan waktu yang sangat lama. Bisa di panas api yang berkobar membara atau di pinggir aliran sungai yang mengalir di mana semua keindahan ada di sana.

    Saya yakin kita semua mengharapkan tempat yang kedua, semoga saja.

    Kalau dunia yang kita singgahi sementara ini adalah tempat bersenda gurau, lantas mengapa rasa sedih selalu berkunjung tanpa ijin terlebih dahulu kepada tuan rumah ini? Senda gurau adalah kegiatan yang seharusnya membuat diri kita menjadi senang. Bercanda, tertawa, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan rasa akrab adalah bagian-bagian yang mendominasi senda gurau. Harusnya kan seperti itu! Tapi, saya tidak mau mengkambing hitamkan siapa dan pihak manapun terkait rasa sedih dan senda gurau ini.

    Saya mengetahui bahwa di dunia fana ini merupakan tempat ujian bagi semua manusia yang sedang bersenda gurau. Ujian adalah bagian dalam kehidupan manusia mengumpulkan timbangan nasib. Kalau cara meyikapi ujiannya dengan cara yang baik, timbangan menuju tempat indah itu akan terus bertambah berat. Sebaliknya, kalau cara menyikapi ujian-ujian yang dihadapi adalah dengan cara yang tidak baik, timbangan  menuju panas api yang membakar akan semakin berat.

    Saya yakin kita semua tetap mengharapkan tempat indah itu walaupun selera musik kita berbeda.

    Saya ingin menuangkan hal-hal yang kerap membuat kesedihan melanda diri saya. Melalui ruang ini. Berikut beberapa hal yang membuat diri saya amat sering merasakan kesedihan;
  1. Mengkhawatirkan nasib di masa depan
    Tidak baik memang mengkhawatirkan masa depan. Sebagai manusia yang menghamba karena percaya Allah SWT itu ada dan maha kuasa, kehidupan manusia sudah dijamin oleh-Nya. Sudah tercatat di Lauhul Mahfudz mengenai rezeki, jodoh, dan hal-hal lain yang akan terjadi pada manusia di bumi. Sehingga tugas manusia yang sudah dijamin ini di dunia adalah beribadah, menyembah hanya kepada-Nya.
    Akan tetapi sebagaimana kita sudah mengetahui bahwa kita ini adalah manusia yang telah dijamin, tetap saja kekhawatiran selalu menyusup ke dalam diri manusia. Masuk melalui bisikan-bisikan setan yang terkutuk. Sudah sejak lama saya mengetahui bahwa setan memanfaatkan kenikmatan dunia yang sementara ini untuk membuat manusia khawatir dengan masa depannya. Kenikmatan yang paling besar di dunia ini sehingga manusia menjadi lalai dan lupa adalah memiliki banyak uang. Saya adalah salah satu dari kita yang lebih sering mengejar dunia fana ini sehingga mengabaikan Allah SWT dan kuasa-Nya.

    Astaghfirullahaladzim.

    2. Kurang menyadari ada banyak hal berharga yang dimiliki

    Saya merasa banyak salah kepada banyak orang, terutama kepada anak pertama saya. Dahulu saya bekerja di sebuah rumah sakit militer. Saya sebagai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) berada di lingkungan militer. Lingkungan di mana sangat penuh tekanan. Semua harus siap, baik bisa maupun tidak bisa, harus cepat tanpa ada negosiasi. Semua perintah harus dijawab dengan kata "Siap". Saya menjadi terbiasa melakukan segalanya dengan cepat dan minim kesalahan.
    Saya membawa itu ke rumah. Anak pertama saya menjadi sasaran amarah saya. Saya menganggap dia akan bisa melakukan apa yang saya perintahkan, sama seperti saya di tempat kerja. Saya tidak berusaha menyadari bahwa anak saya hanyalah anak-anak. Anak-anak hanya merengek dan meminta, dahulu saya membenci itu. Saya tidak menyadari saya memiliki hal berharga, yaitu menemani anak saya tumbuh dan berkembang. Saya hanya mau hal yang cepat, yang tidak peduli terhadap yang namanya proses dan waktu istirahat. Lebih-lebih memahami anak yang dari dasar hati saya sangat mencintainya.

    Astaghfirullahaladzim.

    3. Merasa sendiri padahal ada Allah SWT

    Sering saya mengalami perasaan di mana, walaupun saya sedang bersama orang-orang terdekat tapi saya merasa sendiri. Disaat tertawa saya menyadari bahwa hati saya kosong dan merasakan amat sulit. Ntah, kesulitan seperti apa gambarannya. Saya adalah orang yang kesulitan dan sendirian. Saya menyadari harus terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berusaha di sini memang tepat digunakan karena mendekatkan diri kepada Allah SWT walau mudah tapi nyatanya sangat sulit. Akan tetapi sangat wajar apabila kesulitan itu terasa teramat, karena lawannya adalah setan. Setan yang telah lama, sangat berpengalaman mebisikkan godaan dan rasa wa-was. Godaan untuk melakukan hal yang dilarang Allah SWT. Pengalaman setan sangatlah luar biasa "hebat", mari kita bayangkan. Sejak zaman masih tinggal di akhirat, setan telah menggoda Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah yang dilarang Allah SWT untuk dimakan. Mereka tergoda. Setelah itu ada banyak manusia dengan level keimanan tinggi yang juga banyak terjerumus ke dalam godaan setan. Bahkan saat ini banyak kita lihat pengurus sekolah keagamaan akrab kita sebut pesantren melakukan pelecehan terhadap santrinya. Ada pejabat keagamaan tersandung kasus korupsi dana Haji dan pengadaan Al-Qur'an.

    Astaghfirullahaladzim.

  Maka benar yang sering kita dengar bahwa manusia tempatnya salah dan lupa. Apabila kita melakukan kesalahan karena tergoda bisikan setan itu adalah manusiawi. Ada kesempatan kita melakukan pertaubatan kepada Allah SWT selama nafas berhembus, bahkan pada saat kita koma mendekati ajal datang. Kita masih memiliki kesempatan. Maka dari itu mari kita mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan adanya Allah SWT yang dekat dengan kita perasaan sendiri akan menjadi tiada.

    Insyaallah.

    Tulisan pertama saya di blog ini pasti akan ada banyak kekurangan, saya hanya berharap tulisan ini bermanfaat dan ada yang membacanya. Saya ingin terlibat mengupayakan minat baca kepada orang banyak. Maka salah satu upaya saya adalah menghadirkan tulisan sederhana ini. Sampai bertemu di tulisan berikutnya semoga saya bisa konsisten.

    Aamiin Yaarabbal'alamiin.

Comments

Popular posts from this blog

KECEWA

Tulisan Keempat