Posts

KEREN

Wanita gendut, berkulit putih khas Sumatera Selatan adalah pemilik warung depan kantor kami. Hampir sebagian besar dari jumlah seratus orang adalah pelanggan setia warungnya. Ada juga sebagian kecil dari kami ke warung lainnya. Tapi tetap warungnya lah yang kami sukai. Warung tersebut tidaklah mewah, rumah depok dari kayu yang ukurannya mungkin 6X7 m persegi. Di depan separuh bagiannya adalah sebuah ruangan yang muat di tempati lima orang untuk tempat tinggal dan istirahat. Beberapa kali memang disewakan kepada beberapa karyawan sekitar. Separuhnya lagi terdapat meja dan bangku beserta gazebo sederhana unntuk para pembeli menikmati makanan dan minuman yang ia jual. Sang suami berperawakan kurus dan berkulit gelap. Orang Sumatera Selatan tidak melulu putih bercahaya seperti istrinya. Sang suami juga memiliki suara yang lembut dan pelan, sulit untuk didengar. Untungnya ia murah senyum. Suami tidak bekerja, ia ikut membantu istrinya di warung tersebut. Menurutnya bekerja di salah satu per...

PEDIH

" Bagaimana tanggapan teman-teman tentang mahasiswa yang kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung) dan memiliki IPK (Indeks Penilaian Komulatif) yang sangat tinggi, mencapai 3,94?" "Tentu mengesankan bukan?" Sekarang ke pertanyaan selanjutnya, "Lantas mengapa Zahran peserta COC Ruang Guru mendapatkan banyak hujatan mengenai fisiknya?" Kalau kita mau menggunakan bahasa yang umum digunakan saat ini, menghina atau mengejek fisik seseorang disebut Body Shaming. Saya mau menduga-duga dan menghubungkan beberapa hal mengenai ketertarikan sebagian masyarakat kita melakukan body shaming.  Ntah, mengapa menghina fisik sesorang menjadi hal yang menyenangkan bahkan perlu untuk dilakukan oleh masyarakat kita. Mari kita tengok kejadian beberapa waktu lalu yang dialami Gus Ulil Ketua PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) pada saat ia menghadiri acara Talkshow Rosiana Silalahi di salah satu stasiun televisi swasta. Saat itu Gus Ulil sapaan akrabnya menyampaikan dalam aca...

KECEWA

Hidup memang tak melulu, bahkan hampir setiap saat tidak akan sesuai kehendak kita. Apa yang kita inginkan sering berbeda dengan apa yang Allah SWT takdirkan. Sebagai seorang hamba, apapun yang Allah SWT takdirkan ke kita baiknya selalu kita syukuri. Alhamdulillah. Baik itu takdir yang baik maupun takdir yang tidak sesuai dengan pengharapan kita. Asalkan itu dari Allah SWT mari kita bersyukur. Ada keuntungan atau manfaat yang kelak akan kita rasakan kalau kita selalu bersyukur. Sering terjadi manfaatnya tidak terasa saat takdir itu tiba. Kita akan merasakan manfaat tersebut melalui perenungan kilas balik yang kita lakukan sendiri. Mari kita coba lihat contoh di mana kita sering mempertanyakan atas banyak takdir yang kita dapatkan. Salah satunya ketika kehilangan sesuatu, kita ambil contoh uang. Uang yang hilang akan membuat kita sedih dan bingung. Lambat laun hal tersebut mulai dapat kita maklumi sebagai ujian. Di fase itu, setelah kejadian tersebut terlewati kita akan menyadari bahwa ...

Bahagia

"Ayah, temenin aku ambil raport besok." Pinta Annasya. Seperti biasa di sela-sela pekerjaan saya melakukan video call dengan keluarga di rumah. Anak perempuan saya minta untuk ditemani mengambil raport di esok hari. Seminggu yang lalu ia diuji. Setelah menjalani semester akhir di bangku kelas dua sekolah dasar, ia akan menerima laporan akhir belajar atau akrab disebut raport. Saya menyanggupi. Saya mulai membereskan pekerjaan di hari tersebut dan meminta ijin untuk pulang sehari ke rumah. Saya katakan kepada atasan bahwa anak saya meminta untuk ditemani mengambil raport. Atasan saya mengijinkan. Untuk satu hari ijin, saya berangkat di sore hari sebelum hari pengambilan raport dilakukan. Saya dan teman-teman bekerja di salah satu perusahaan konstruksi milik negara. Lumayan jauh dari rumah yang mengharuskan saya tinggal di area kerja, di mes yang sudah disediakan perusahaan. Sebenarnya jarak rumah dan tempat kerja tidak terlalu jauh jika dibandingkan dengan teman-teman yang dat...

Tulisan Keempat

Kosong Sebagai manusia yang menjalani hidup detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, minggu ke bulan, dan bulan ke... Gak mungkin matahari dong lanjutannya... Ya, benar, dari bulan ke tahun. Aku merasa bahwa hidup ini berjalan akrab dengan rasa sedih ketimbang rasa senang. Rasionya mungkin 7:3. Jelas yang 7 adalah sedih dan 3 adalah senang. Ini adalah rasa yang ku alami pribadi. Dewasa ini aku merasakan bahwa rasa sedih lebih sering menghampiri. Di saat bersama dengan orang banyak mungkin, rasa sedih sedikit mengabur. Akan tetapi, ketika sendirian dengan pelan dan tak bisa dihalangi rasa sedih memasuki rongga dada seperti Jokowi memasuki gorong-gorong. Sedih.  Aku pernah denger bahwa rasa sedih datang berdasarkan akumulasi dosa masa lalu dan masa sekarang. Aku mau untuk tidak mempercayai hal tersebut. Tapi semakin dipikirin, semakin kayaknya, kok, iya, ya. Sebagai manusia biasa memang kalau mau flash back  rasanya, dosaku emang kabanyakan, deh. Daripada mengu...

Tulisan Ketiga

  MASIH BERNAFAS Semakin hari bertambah manusia semakin ingin menjalani hidup yang ideal. Hidup yang ideal menjadi dambaan semua manusia. Hidup ideal dianggap adalah hidup yang semestinya; mendatangkan bahagia, membuat hidup tenang, dan hidup menjadi nikmat. Akan tetapi ada banyak versi mengenai hidup ideal, salah satunya banyak yang menganggap hidup ideal adalah hidup yang memiliki banyak uang. Hidup yang berkecukupan. Anggapan seperti demikian bolehlah kita persilakan adanya. Toh, siapa yang tidak ingin hidup bergelimangan harta dan kecukupan secara finansial. Akan tetapi tentu boleh dipersilakan juga apabila kita memiliki sudut pandang yang berbeda. Tulisan ini dibuat bukan untuk menilai mana hidup ideal yang lebih benar, lebih baik, dan lebih layak. Tentu tidak. Saya akan menuliskan hidup ideal menurut diri saya pribadi. Mungkin saya akan menuliskan beberapa kekeliruan jika, dilihat dari banyak sudut pandang pembaca. Kembali lagi karena ini tulisan yang saya buat, maka saya ang...

Tulisan Kedua

  Gadget Seorang ayah akan selalu mengharapkan dan mengusahakan yang baik-baik untuk keluarga yang dipimpinnya, lebih-lebih kepada anak-anak. Di saat ada banyak hal yang menjadi ujian dalam hidupnya, ayah selalu mendahulukan anak-anaknya. Anak-anak adalah harapan paling besar dalam hidup seorang ayah. Ke mana lagi seorang ayah memiliki pengharapan, kecuali, kepada anak-anaknya. Wajar seorang ayah menjadi orang yang sangat khawatir bahkan takut kalau anak-anaknya tidak mendengarkan perkataan dan permintaannya. Sejatinya apa yang ayah katakan dan minta kepada anak-anak hasilnya akan kembali ke anak lagi. Ayah tidak pernah ingin mengambil keuntungan dari anak-anaknya. Saya adalah seorang ayah, sebagai seorang ayah sama seperti ayah-ayah di luaran sana, saya memiliki kekhawatiran bahkan ketakutan kalau membicarakan mengenai anak-anak. Terkhusus anak perempuan karena dua orang anak saya adalah perempuan semua. Memiliki anak di jaman sekarang memang harus lebih banyak hati-hati dalam mer...